Meniru Secara Kreatif dan Pentingnya Rekombinasi
90% model bisnis baru tidaklah benar-benar baru. Model tersebut dibuat berdasarkan pola-pola yang telah ada. Meniru model bisnis lain secara kreatif dari bidang industri lainnya dapat memberdayakan bisnis anda agar menjadi yang terdepan dalam inovasi di bidangnya. Tetapi harus diingat, mempelajari dan memahami jauh lebih penting daripada sekedar menyontek.
Inovasi biasanya merupakan variasi dari sesuatu yang sudah ada di industri, pasar, dan sesuatu lainnya. Kita tidak harus menciptakan sesuatu mulai dari nol di setiap proyek atau inisiatif inovasi. Menciptakan sesuatu dari awal seringkali berujung pada jalan buntu karena mengabaikan pembelajaran dari pihak lain. Karena itu sah-sah saja jika kita mencari inspirasi dari apa yang sudah ada. Di dalam riset Oliver Grassmann Dkk., 90% inovasi model bisnis yang berhasil sebenarnya hasil dari kombinasi elemen model bisnis yang telah ada. Inovasinya terletak pada pemahaman, penrejemahan, rekombinasi, dan transfer pola yang berhasil ke dalam industri kita sendiri. Cara ini tidak semudah menyontek, namun memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk belajar dari pengalaman perusahaan lainnya dan mewujudkannya kembali di perusahaan kita.
Oliver Grassmann dkk., sangat terkejut dengan kenyataan tersebut. Mereka sebelumnya berpikir bahwa inovasi model bisnis adalah sesuatu yang radikal. Namun sifat radikal ini ternyata relatif, karena inovasi model bisnis ini seringkali radikal di bidangnya, bukan di dunia bisnis secara keseluruhan. Inovasi adalah tentang memahami elemen model bisnis di luar bidang kita, lalu menerapkan pemahaman itu ke dalam konteks bisnis kita sendiri, atau dengan kata lain meniru secara kreatif.
Di era model bisnis kreatif saat ini ada dua pola yang sering dipakai sebagai acuan model bisnis, yaitu model “Subscriber” dan “razor and blade”.
Model Subscriber
Model ini sangat banyak digunakan oleh provider industri telekomunikasi dan perusahaan yang bergerak dibidang IT service. Pelanggan diharuskan membayar biaya bulanan atau tahunan untuk mendapatkan service barang maupun jasa yang diinginkan. Meskipun sudah ada sejak lama, pola ini masih dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan inovasi yang radikal jika diterapkan pada sesuatu yang baru di masa sekarang. Sebagai contoh adalah perusahaan penyedia Cloud Computing Salesforce, yang merevolusi model bisnis di bidangnya dengan menjadi perusahaan software pertama yang menyediakan layanan bisnis model Subscriber, bukan penjualan lisensi. Dengan model Subscriber ini salesforce menjadi satu dari sepuluh perusahaan yang tumbuh paling cepat di dunia.
Kita lihat juga Next media yang berhasil menggunakan metode ini untuk menjual majalah dari berbagai penerbit. Pelanggan hanya diwajibkan membayar iuran anggota sebesar US$15 untuk dapat mengakses berbagai majalah dari 70 penerbit di Amerika Serikat.
Model Razor and Blade
Konsep utama dari model ini adalah Produsen menawarkan produk utama kepada pelanggan dengan harga murah atau bahkan gratis, lalu menjual komponen yang habis pakai dengan harga yang lebih tinggi. Untuk memastikan pelanggan membeli kembali di perusahaan aslinya, produsen memerlukan hak paten serta branding yang mumpuni. Mungkin yang umum dikalangan kita adalah penjualan printer laser atau deskjet yang saat ini harganya sangat murah, tetapi harga tinta serta toner nya bisa melebihi harga printer baru dari suatu merek tersebut. Atau mungkin bagi para pria yang sering membeli alat cukur, beberapa merek alat cukur yang baru harganya lebih murah daripada hanya membeli mata cukur(silet) nya saja.
Sebagai perusahaan kreatif modern PT. CIRILL INDONESIA juga melakukan hal yang sama, mempelajari dan memahami perusahaan lain baik sejenis maupun berbeda bidang, agar model bisnis yang dijalankan oleh perusahaan menjadi lebih melekat dan dapat diterima oleh masyarakat, sehingga produk AMDK CIRILL menjadi produk kebanggaan dan pilihan utama keluarga Indonesia. AMDK CIRILL pilihan kita semua.
