
Era Inovasi Model Bisnis
Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah buku yang berjudul Business Model Navigator karangan Oliver Gassmann Dkk. Di salah satu sub bahasannya ada yang menurut saya cukup menarik, yaitu tentang Era Inovasi Model Bisnis. Bayangkan jika sepuluh tahun lalu ada yang bertanya kepada anda apakah konsumen akan membeli kapsul kopi Nespresso dari Nestle seharga 1,2 Juta rupiah per kilogram. Coba bayangkan juga apakah lebih dari 10% penduduk dunia akan mem-posting setiap detail kehidupan pribadi mereka di forum dunia maya yang dikunjungi oleh jutaan orang setiap hari, seperti facebook misalnya. Bisa jadi anda akan menganggapnya gila atau aneh. Atau percayakah anda terhadap prospek menelepon secara gratis keseluruh dunia atau terbang dengan pesawat bertarif sekian ratus ribu saja?
Tidak sampai dua dekade lalu, siapa yang bisa membayangkan bahwa algoritma pencarian yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan yang baru berdiri pada tahun 1998, yaitu Google, dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada pendapatan yang diperoleh dari gabungan seluruh aset dan produk raksasa bisnis multinasional seperti Daimler atau Gneral Electric?
Fenomena yang telah mendorong kebangkitan pengembangan ini dapat ditemukan di hampir semua bidang industri. Fenomena tersebut tidak lain adalah fenomena model bisnis. Apa sebenarnya yang membuat inovasi model bisnis menjadi sangat berpengaruh?
Inovasi selalu menjadi faktor penting dalam mendorong pertumbuhan dan daya saing dalam berbisnis. Pada masa lalu, solusi berupa teknologi canggih atau memperkenalkan produk yang unik sudah cukup untuk menjadi berhasil. Kearena hal itulah banyak perusahaan yang mengutamakan pada teknologi, yang pada akhirnya mereka hanyut oleh ‘demam teknologi’ demi memproduksi dan memasarkan aneka produknya. Namun di hampir semua bidang industri masa kini, tidak cukup hanya mengandalkan pada kedua keunggulan produk dan inovasi proses. Hal ini dikarenakan persaingan yang semakin sengit, globalisasi, pesaing di timur, makin banyak barang yang diperdagangkan, serta banyak faktor lainnya, telah mengikis posisi pemimpin pasar yang selama ini dominan. Teknologi baru, batasan bidang usaha yang semakin abu-abu, perubahan pasar, pesaing baru yang lebih kompetitif, dan perubahan regulasi semakin meminggirkan inovasi produk dan proses. Suka atau tidak suka, aturan main hampir di semua bidang usaha telah berubah.
Penelitian empiris menunjukkan secara jelas bahwa inovasi model bisnis memiliki potensi keberhasilan yang jauh lebih besar daripada sekedar inovasi produk atau proses.
Beberapa fakta dibawah ini menunjukkan bahwa banyak kisah sukses diawali dari model bisnis yang inovatif daripada sebuah produk yang luar biasa:
- Amazon menjadi penjual buku terbesar di dunia, meskipun tidak memiliki bangunan toko buku satu pun.
- Apple adalah pengecer musik terbesar meskipun tidak menjual CD
- Pixar memenangkan sebelas penghargaan Academy Award dalam sepuluh tahun terakhir tanpa satu aktor manusia pun di semua film nya
- Netflix menghidupkan kembali rental video meskipun tidak memiliki gerai rental satu pun
- Skype merupakan penyedia layanan telekomunikasi terbesar di seluruh dunia meskipun tidak memiliki prasarana jaringan sama sekali
Dengan mempelajari inovasi-inovasi bisnis yang berhasil di seluruh dunia, PT. CIRILL INDONESIA terus mengembangkan model bisnis perusahaan ke arah yang lebih baik, yang lebih menyatu dengan para pelanggan, para karyawan, supplier dan masyarakat, sehingga menjadikan PT. CIRILL INDONESIA semakin besar dan berjaya di industri AMDK di Indonesia. Dengan inovasi model bisnis yang tepat maka perusahaan akan semakin besar dan mampu bertahan di setiap perubahan. AMDK CIRILL air minum berkualitas, sehat, hemat, dan segar. Mari kita terus berinovasi, bukan hanya pada produk dan prosesnya, tetapi juga pada model bisnis perusahaan kita.