Strategi Perkawanan
“Jika tidak bisa dikalahkan lebih baik diajak berkawan”, begitu kira-kira makna strategi perkawanan. Pada pengalaman beberapa perusahaan, strategi aliansi strategis sebagai perwujudan strategi perkawanan mempunyai tujuan berupa “Bersekutu melawan Musuh”.
Saling berkompetisi bukan berarti saling mematikan, bahkan disaat berkompetisipun tetap bisa dilakukan kerjasama. Sedemikian besarnya peluang dan tantangan pasar membuat tidak ada perusahaan yang sanggup terus bertahan dan menang sendirian sepanjang jaman.
Bila sumber daya yang ada terlalu banyak dialokasikan untuk “bertempur” dengan sesama kompetitor lokal, bisa jadi perhatian dan sumber daya yang ada akan terkuras sehingga tidak mampu menghadapi kompetitor baru atau kompetitor luar negeri.
Terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan perlu melakukan kerjasama, antara lain:
- Penguasaan teknologi
Pengembangan teknologi baru semakin mahal, sehingga diperlukan kerjasama beberapa perusahaan agar biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar. Misalnya beberapa kompetitor mengajak kerjasama dengan PT. CIRILL INDONESIA pada bidang teknologi informasi, hal ini dikarenakan PT. CIRILL INDONESIA sudah memiliki infrastruktur IT yang cukup mumpuni.
- Keragaman keterampilan dan sumber daya
Pasar, produk dan situasi persaingan yang berbeda membuat biaya untuk memenangkan sebuah kompetisi menjadi semakin mahal, hal ini dikarenakan dibutuhkannya keragaman keterampilan dan sumber daya pelaksana kompetisi
- Kompleksitas skill
Memenangkan kompetisi tidak cukup hanya memahami pasar dan jagoan berpromosi dengan anggaran berlimpah. Diperlukan kelengkapan penguasaan keterampilan kompetisi dengan kompleksitas yang semakin tinggi. Kerja sama dengan pihak lain termasuk dengan kompetitor akan membuat penguasaan senjata kompetisi semakin canggih, sehingga peluang menang menjadi lebih besar .
- Kapabilitas berkompetisi
Kapabilitas berkompetisi tercermin dari ketersediaan sumberdaya manusia, keuangan, teknologi dan sarana produksi atau kompetisi. Membangun kapabilitas secara paripurna sendirian kini sudah bukan jamannya lagi. Perusahaan yang sudah mapan di pasar tetap saja kewalahan sehingga perlu bekerja sama dengan pihak lain, termasuk kompetitornya.
Contoh sederhana dari strategi perkawanan dalam keseharian kita bisa dilihat di kalangan pengemudi angkot. Ketika penumpang hanya sedikit, mereka biasanya bekerja sama dengan kompetitor, yaitu pengemudi angkot yang lain. Ketika penumpang sedang sepi mereka “mengoperkan” penumpang ke angkot lain, dan mereka saling berbagi keuntungan. Daripada harus mengantarkan satu orang penumpang dari pool satu ke pool berikutnya. Selain itu penumpang juga sangat diuntungkan karena tidak perlu menunggu (“ngetem”) terlalu lama.
Contoh lain nya, banyak kompetitor PT. CIRILL INDONESIA yang mengajaknya untuk bekerja sama di bidang distribusi. Hal tersebut karena PT. CIRILL INDONESIA memiliki supply chain management yang sangat bagus dan sistematis, yang sudah terbukti efektif dan efisien dari segala sisi, baik sisi biaya, sisi sumber daya, maupun sisi waktu. Dan para kompetitor PT. CIRILL INDONESIA sudah sangat sadar bahwa tidak mudah mengalahkan sistem distribusi PT. CIRILL INDONESIA yang sudah matang dan teruji bertahun-tahun.
Dengan sistem distribusi yang efektif dan efisien tersebut produk AMDK CIRILL dapat sampai ke tangan konsumen dengan tepat waktu, sehingga konsumen dapat menikmati produk air minum berkualitas, sehat, hemat, segar dan terjamin keasliannya. AMDK CIRILL pilihan kita semua.